37 TARIAN TRADISIONAL PROVINSI KALIMANTAN ( KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH , KALIMANTAN UTARA , KALIMANTAN SELATAN ) , GAMBAR DAN KETERANGAN LENGKAP.
Kalimantan termasuk dalam lima pulau besar di
indonesia dan memiliki keaneka ragaman jenis tarian tradisional yang merupakan
ciri khas Kalimantan dan menjadi
kebanggaan negara Indonesia, berikut ini adalah keterangan lengkap tarian di
semua propinsi Kalimantan , berikut ini akan diberi penjelasan berikut
Gambarnya :
NO
|
PROVINSI
|
NAMA TARIAN
TRADISIONAL
|
A
|
Kalimantan Timur
|
1. Tari Persatuan dan Kesatuan
2. Tari Belian Bawo
3. Tari Belian Sentiyu
4. Tari Hudoq
5. Tari Kancet Hudog Aban
6. Tari Kancet Pepatai ( Tari Perang
)
7. Tari Kancet Punan Letto
8. Tari Kancet Tebengang Madang
( Tari Enggang Terbang )
9. Tari Leleng
10. Tari Gantar
11. Tari Ngelawai
12. Tari Tekenag Bungan Malan
|
B
|
Kalimantan Barat
|
13. Tari Jongan
14. Tari Kondan
15. Tari Manang
16. Tari Pingan
|
C
|
Kalimantan Tengah
|
17. Tari Pecuk Kina
18. Tari Belian Bowo
19. Tari Dadas
20. Tari Giring-giring
21. Tari Hudoq
22. Tari Hudoq kita
23. Tari Kancet Lasan
24. Tari Kancet Papatai ( Tari
Perang )
25. Tari Kancet Ledo ( Tari
Gong )
26. Tari Kuyang
27. Tari Leleng
28. Tari Mandau
29. Tari Manggetem
30. Tari Ngerangkau
31. Tari Potong Pantan
32. Tari Serumpai
|
D
|
Kalimantan Utara
|
33. Tari Jepen
34. Tari Jugit
35.
Tari Mangunatip ( Tari Lalatip )
|
E
|
Kalimantan Selatan
|
36. Tari Baksa Kembang
37. Tari Japin Kuala
|
Untuk memperjelas semua tarian yang ada di provinsi
Kalimantan , berikut gambar dan penjelasannya.
A. KALIMANTAN TIMUR
1.
Tari Persatuan dan
Kesatuan
Tarian Persatuan dan Kesatuan berasal dari suku Dayak
Kenyah. Saat pertama kali , orang menyebut tari
ini “ KANCET MENYAM TALI ” yang artinya Tarian Anyam Tali. Dalam pelaksanaannya para penari memegang tali atau pita aneka warna yang menjadi perlambang atau
symbol dari keanekaragaman suku, adat, budaya dan agama masyarakat yang tinggal
di Kalimantan Timur. Pita tersebut kemudian dianyam menjadi simpul yang menyatu . Tarian ini memberi inspirasi Gubernur
Kalimantan Timur, H. Suwarna Abdul Fatah untuk menjadikan tarian ini , menjadi wajib bagi masyarakat Kalimantan Timur karena sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah ini dan menjadi simbul persatuan , sehingga
tarian itu dipilihkan
nama menjadi “ Tarian Persatuan dan Kesatuan “.
2. Tari Belian Bawo
Tarian Belian Bawo, Terlihat sakral ,
karena tarian ini mempunyai tujuan khusus yaitu untuk mengobati orang. Belian adalah salah satu
bentuk dari kebudayaan suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq. Merupakan campuran dari berbagai macam Belian sehingga ada
berbagai macam kostum , gerak tari dan musik yang
mengiringi sesuai dengan maksud dari Belian itu sendiri. “Pemelian” atau dukun
bertindak sebagai perantara manusia dengan roh roh atau para penguasa dunia
dalam menyembuhkan orang sakit.
3. Tari Belian
Sentiyu
Seperti juga Tarian
Belian Bawo, tarian ini juga berasal dari suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq.
Maksud dan tujuan dari tarian ini juga untuk mengobati orang sakit dan mengusir
roh jahat. Hanya saja yang membedakan dengan Tarian
Bowo adalah pada kostum,
apabila pada Belian Bawo memakai gelang bergemerincing yang memekakkan telinga , pada Belian Sentiyu memakai
persembahan beras yang akan ditaburkan oleh “pemelian”
4. Tari Hudoq
Tari Hudoq berasal dari suku Dayak Bahau dan Modang, yang
merupakan tarian untuk mengusir hama-hama tanaman atau mengusir roh jahat.
Biasanya para penari memakai topeng-topeng yang menakutkan dan menyeramkan,
supaya dapat mengecoh dan mengusir hama tanaman atau pun roh jahat.
5. Tari Kancet Hudog
Aban
Tarian Kancet
Hudog Aban, berasal dari suku Dayak Kenyah. Mempunyai ciri hampir sama dengan suku Dayak Bahau, tarian ini
juga dimaksudkan untuk mengusir hama tanaman dan roh jahat yang mengganggu. Per bedanya, adalah pada topeng yang digunakan, dan penari dari Hudoq Aban
adalah perempuan yang mengenakan cadar dari bahan manik-manik (Aban).
6. Tari Kancet
Pepatai ( Tari Perang )
Tarian Kancet Pepatai merupakan tarian berasal dari suku Dayak Kenyah, yang menggambarkan tentang keberanian para pria (ajai)
suku Dayak Kenyah dalam berperang. Tarian ini menceritakan dari awal mula perang sampai
dengan upacara pemberian gelar bagi ajai yang sudah berhasil mengenyahkan
musuhnya.
7. Tari Kancet Punan
Letto
Tarian Kancet
Punan Letto menceritakan tentang dua orang pemuda yang sama-sama menyukai seorang
gadis dan memperebutkannya. Pemuda yang mempertahankan gadisnya dengan gagah
berani akhirnya memenangkan pertarungan tersebut. Sudah merupakan sifat suku
Dayak Kenyah, untuk memepertahankan miliknya apa pun itu bentuknya. Ini sesuai dengan arti kata “Punan” yang berarti merebut, “letto” artinya gadis/wanita.
8. Tari Kancet
Tebengang Madang ( Tari Enggang Terbang )
Tarian Kancet Tebengang Madang berasal dari Suku Dayak
Kenyah yang menggambarkan perpindahan mereka dari Apau Kayan , menyebar keseluruh
wilayah di Kalimantan Timur, dengan tujuan mencari kehidupan yang lebih baik. Kancet Tebengang Madang yang dalam bahasa Indonesia berarti Tari Enggang
Terbang.
Dimana burung enggang selalu mengikuti pemimpinnya, begitu juga dengan suku
Dayak Kenyah, yang selalu menuruti apa perintah pemimpinnya. Burung enggang
juga merupakan symbol perdamaian. Tarian ini diawali dengan “lemaloq” yang
merupakan syair dalam bahasa Dayak Kenyah bercerita tentang perjalanan mereka.
Tarian ini dibawakan dengan lemah gemulai oleh gadis–gadis Dayak laksana burung
enggang yang sedang terbang.
9. Tari Leleng
Tarian Leleng diiringi oleh nyanyian
leleng. Dalam nyanyian itu menceritakan tentang Utan Along.
Leleng dalam bahasa Kenyah berarti berputar-putar. Dikisahkan Utan Along (sebutan untuk seorang
gadis yatim), yang sedang bimbang karena kekasihnya pergi dan belum kembali.
Berputar-putar melambangkan kebimbangan. Layaknya orang yang sedang kebingungan
lalu mondar mandir. Begitu juga dengan Utan Along. Oleh sebab itu dinamakan
Leleng.
10. Tari Gantar
Tarian Gantar berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi.
Tarian ini dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda mudi dan juga untuk
menyambut tamu yang datang. Tarian ini melukiskan kegembiraan dalam menanam padi.
Arti “Gantar” adalah sepotong bambu yang didalamnya diisi
dengan biji-biji padi dan tongat panjang yang merupakan asek untuk membuat
lubang ditanah saat menanam padi. Juga melukiskan keramah-tamahan suku Dayak
dalam menyambut tamu yang datang ke Kalimantan Timur baik untuk turis , investor juga para tamu yang dihormati kemudian diajak turut
menari. Pakaian yang dipakai di sebut Ulap Doyo yaitu kain tenunan asli suku Dayak
Benuaq yang diambil dari serat doyo
11. Tari Ngelawai
Tarian Ngelawai
merupakan tarian yang dibawakan oleh gadis-gadis cantik
dengan memakai selendang dengan lemah gemulai. Mereka menari bagai kupu-kupu yang sedang terbang mencari kembang untuk dihisap madunya. Tarian
ini juga biasa dibawakan sebagai tarian menyambut tamu dan acara sukacita. Tarian ini diiringi musik “Rendete” yaitu musik khas suku
Dayak Tonyoi-Benuaq.
12. Tari Tekenag
Bungan Malan
Tarian Tekenag Bungan Malan memberi Gambaran Sang Bungan Malan yaitu seorang Dewi bagi suku Dayak Kenyah yang sangat
diagungkan. Bagi suku Dayak Kenyah, Bungan Malan adalah Tuhan yang disembah. Diceritakan bahwa Bungan Malan adalah seorang
Dewi yang arif bijaksana serta sangat sakti. Oleh karena itu sangat disegani
dan diagungkan oleh suku Dayak Kenyah. Dalam tarian ini seorang penari
perempuan yang menarikan Bungan Malan akan diangkat oleh para ajai dengan
memakai gong, sebagai perlambang Dewi tersebut sangat disanjung dan dipuja.
B. TARIAN TRADISIONAL KALIMANTAN BARAT
13.
Tari Jongan
Tarian
Jongan merupakan tari
pergaulan masyarakat Dayak Kanayan di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak.
Tarian ini menceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi
Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang umumnya diajak untuk menari
bersama
14. Tari Kondan
Tarian
Kondan Merupakan tari
pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak
kabupaten Sanggau Kapuas. Kesenian Kondan ini adalah ucapan kebahagiaan
terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. Kesenian ini dilakukann
dengan cara menari bersama dan berbalas pantun.
15. Tari Manang
Tari
Manang merupakan jenis tarian sakral yang bertujuan
sebagai penyembuhan wabah
penyakit yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. Tari ini
berfungsi sebagai penolak, penyembuh, sekaligus sebagai penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali. Tarian ini
merupakan bagian dari upacara adat Balian
16. Tari Pingan
Tarian
Pingan merupakan Tarian populer masa kini ,
yang awalnya merupakan tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang kabupaten Sekadau . Tetapi pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki, tuah, makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini berkaitan erat dengan
penerimaan atau penyambutan tamu , pahlawan.
C. TARIAN TRADISIONAL KALIMANTAN TENGAH
17.
Tari Pecuk Kina
Tarian ini menggambarkan
perpindahan suku Dayak
Kenyah yang berpindah
dari daerah Apo
Kayan (Kab. Bulungan)
ke daerah Long
Segar (Kab. Kutai
Barat) yang memakan
waktu bertahun-tahun. Tari Datun Tarian
ini merupakan tarian
bersama gadis suku
Dayak Kenyah dengan
jumlah tak pasti,
boleh 10 hingga
20 orang. Menurut
riwayatnya, tari bersama
ini diciptakan oleh
seorang kepala suku
Dayak Kenyah di
Apo Kayan yang
bernama Nyik Selung,
sebagai tanda syukur
dan kegembiraan atas
kelahiran seorang cucunya.
Kemudian tari ini
berkembang ke segenap
daerah suku Dayak
Kenyah.
18. Tari Belian Bowo
Upacara Belian Bawo
bertujuan untuk menolak
penyakit, mengobati orang
sakit, membayar nazar
dan lain sebagainya.
Setelah diubah menjadi
tarian, tari ini
sering disajikan pada
acara-acara penerima tamu
dan acara kesenian
lainnya. Tarian ini
merupakan tarian suku
Dayak Benuaq.
19. Tari Dadas
Tari Dadas
adalah sebuh tari
yang berasal dari daerah Barito
Selatan. Tarian ini
adalah tarian muda-mudi
dayak. Dengan menggunakan
gelang dadas nuansa
tari semakin terasa
karena ditampilkan dengan
musik yang seirama
dengan gerak dan
tari para penarinya.
Adapun alat musik
yang digunakan untuk
menarikan tarian Dadas
ini adalah gong, kangkanung, gendang dan
alat musik khas
masyarakat lainnya.
20. Tari
Giring-giring
Tari Giring-giring adalah
salah satu tarian
daerah Kalteng dan
kab. Bartim pada
khususnya. Tarian ini
dipopulerkan oleh kalangan
suku Dayak Ma’anyan
dan ditarikan dalam
acara-acara bergembira, menyambut
tamu dan juga
sebagai selingan pada
pesta-pesta atau acara
tertentu. Selain itu,
tari Giring-giring ini
juga digunakan sebagai
tarian pergaulan di
kalangan muda-mudi. Cara menarinya
yaitu dengan menghentakkan
satu tongkat ke
lantai yang dipegang
di tangan kiri
dan di tangan
kanan memegang bambu
yang di dalamnya
berisi kerikil sambil
digoyang-goyang agar mendapatkan
bunyi, sedangkan kaki
maju mundur mengikuti
irama lagu.
21. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan
dengan menggunakan topeng
kayu yang menyerupai
binatang buas serta
menggunakan daun pisang
atau daun kelapa
sebagai penutup tubuh
penari. Tarian ini
erat hubungannya dengan
upacara keagamaan dari
kelompok suku Dayak
Bahau dan Modang.
Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh
kekuatan dalam mengatasi
gangguan hama perusak
tanaman dan mengharapkan
diberikan kesuburan dengan
hasil panen yang
banyak.
22. Tari Hudoq kita
Tarian dari suku
Dayak Kenyah ini
pada prinsipnya sama
dengan Tari Hudoq
dari suku Dayak
Bahau dan Modang,
yakni untuk upacara
menyambut tahun tanam
maupun untuk menyampaikan
rasa terima kasih
pada dewa yang
telah memberikan hasil
panen yang baik.
Perbedaan yang mencolok
anatara Tari Hudoq
Kita dan Tari
Hudoq ada pada
kostum, topeng, gerakan
tarinya dan iringan
musiknya. Kostum penari
Hudoq Kita menggunakan
baju lengan panjang
dari kain biasa
dan memakaikain sarung,
sedangkan topengnya berbentuk
wajah manusia biasa
yang banyak dihiasi
dengan ukiran khas
Dayak Kenyah. Ada
dua jenis topeng
dalam tari Hudoq
Kita, yakni yang
terbuat dari kayu
dan yang berupa
cadar terbuat dari
manik-manik dengan ornamen
Dayak Kenyah.
23. Tari Kancet Lasan
Menggambarkan kehidupan sehari-hari
burung Enggang, burung
yang dimuliakan oleh
suku Dayak Kenyah
karena dianggap sebagai
tanda keagungan dan
kepahlawanan. Tari Kancet
Lasan merupakan tarian
tunggal wanita suku
Dayak Kenyah yang
sama gerak dan
posisinya seperti Tari
Kancet Ledo, namun
si penari tidak
mempergunakan gong dan
bulu-bulu burung Enggang
dan juga si
penari banyak mempergunakan
posisi merendah dan
berjongkok atau duduk
dengan lutut menyentuh
lantai. Tarian ini
lebih ditekankan pada
gerak-gerak burung Enggang
ketika terbang melayang
dan hinggap bertengger
di dahan pohon.
24. Tari Kancet
Papatai ( Tari Perang )
TARI KANCET
PAPATAI/TARI PERANG Tarian ini menceritakan
tentang seorang pahlawan
Dayak Kenyah berperang
melawan musuhnya. Gerakan
tarian ini sangat
lincah, gesit, penuh
semangat dan kadang-kadang
diikuti oleh pekikan
si penari. Dalam
tari Kancet Pepatay,
penari mempergunakan pakaian tradisionil
suku Dayak Kenyah
dilengkapi dengan perlatan
perang seperti mandau,
perisai dan baju
perang. Tari ini
diiringi dengan lagu
Sak Paku dan
hanya menggunakan alat
musik Sampe.
25. Tari Kancet Ledo
( Tari Gong )
Jika Kancet Pepatay
menggambarkan kejantanan dan
keperkasaan pria Dayak
Kenyah, sebaliknya Kancet
Ledo menggambarkan kelemah-lembutan seorang
gadis bagai sebatang
padi yang meliuk-liuk
lembut ditiup oleh
angin. Tari ini
dibawakan oleh seorang
wanita dengan memakai
pakaian tradisionil suku
Dayak Kenyah dan
pada kedua belah
tangannya memegang rangkaian
bulu-bulu ekor burung
Enggang. Biasanya tari
ini ditarikan diatas
sebuah gong, sehingga
Kancet Ledo disebut
juga Tari Gong.
26. Tari Kuyang
Sebuah tarian Belian
dari suku Dayak
Benuaq untuk mengusir
hantu-hantu yang menjaga
pohon-pohon yang besar
dan tinggi agar
tidak mengganggu manusia
atau orang yang
menebang pohon tersebut.
27. Tari Leleng
Tarian ini
menceritakan seorang gadis
bernama Utan Along
yang akan dikawinkan
secara paksa oleh
orangtuanya dengan pemuda
yang tak dicintainya.
Utan Along akhirnya
melarikan diri kedalam
hutan. Tarian gadis
suku Dayak Kenyah
ini ditarikan dengan
diiringi nyanyian lagu
Leleng.
28. Tari Mandau
Tari Mandau. Tarian
Mandau merupakan satu
dari sekian banyak
jenis tari yang
lahir dari kultur
Budaya masyarakat Suku
Dayak di Kalimantan
Tengah. Tari Mandau
Suku Dayak simbolisasi
dari semangat juang
masyarakat Suku Dayak
dalam membela harkat
dan martabatnya. Selain menggambarkan
patriotisme warga Bumi
Tambun Bungai untuk
menjaga tanah kelahirannya,
Tari Mandau Suku Dayak Kalteng
juga merupakan simbolisasi
keperkasaan pria Suku
Dayak Kalimantan Tengah
dalam menghadapi segala
macam tantangan dalam
aspek kehidupan. Dalam setiap
pertunjukan atau persembahan
Tari Mandau diringi
alunan suara kemerduan
Gandang dan Garantung
bertalu kencang. Harmonisasi
perangkat musik tradisional
tersebut memunculkan iramapenuh
semangat, seolah mengajak
mereka yang mendengar
dan menyaksikan persembahan
Tari Mandau semakin
bersemangat layaknya pejuang
Suku Dayak yang
siap terjun ke
medan juang. Kelompok penari
Tari Mandau seringkali
dilengkapi dengan menggenggam
Mandau pada tangan
sebelah kanan, sedangkan
di tangan kiri
Talawang menangkis serangan
musuh sebagai tameng
kokoh suku Dayak
juga tampil menyempurnakan Tari
Mandau Suku Dayak
yang ditampilkan
29. Tari Manggetem
MANGGETEM Tari Manggetem
adalah tarian kegembiraan
masyarakat dayak dalam
hal mensyukuri hasil
panen yang berlimpah. Tarian Pagar
Ruyung Tarian dari
Kabupaten Lamandau ini
sering sekali ditampilkan
untuk menyambut kedatangan
tamu dari luar
daerah. Tamu dari
luar daerah mulai
dari Bupati/Walikota dari
daerah lain, Gubernur,
Presiden dll.
30. Tari Ngerangkau
Tari Ngerangkau adalah
tarian adat dalam
hal kematian dari
suku Dayak Tunjung
dan Benuaq. Tarian
ini mempergunakan alat-alat
penumbuk padi yang
dibentur-benturkan secara teratur
dalam posisi mendatar
sehingga menimbulkan irama
tertentu.
31. Tari Potong
Pantan
Tarian memakai
pakaian khas suku
Dayak dengan hiasan
bulu burung tingang
di atas kepala.
Tari Potong Pantan
ini juga dilengkapi
mandau (senjara khas
Dayak) sebagai propertis.
Biasanya tarian ini
ditampilkan untuk menyambut
tamu dalam acara
resmi.
32. Tari Serumpai
Tarian suku Dayak
Benuaq ini dilakukan
untuk menolak wabah
penyakit dan mengobati
orang yangdigigit anjing
gila. Disebut tarian
Serumpai karena tarian
diiringi alat musik
Serumpai (sejenis serulingbambu).
D. TARIAN TRADISIONAL KALIMANTAN UTARA
33.
Tari Jepen
Tari Jepen merupakan tari tradisional suku dayak pada umumnya, salah
satunya yang ada di Kalimantan Utara. Tari Jepen merupakan tari bernuansa islam
diiringi musik seperti musik rebana. Baju yang dikenakan berupa baju berwarna
hijau dan kuning. Jumlah penarinya dalamtari ini dua orang atau lebih pasangan
(perempuan dan laki-laki). Tarian ini didominasi dengan gerakan kaki. Di negeri
tetangga tari Jepen juga terkenal disana seperti Filipina, Brunei Darussalam
dan Malaysia. Tari Jepen hampir sama dengan tari-tari yang ada diwilayah
pesisir seperti Riau, dengan sebutan yang berbeda yakni Tari Zapin atau Japin.
34.
Tari Jugit
Tari Jugit adalah tarian tradisional dari Kabuaten Bulungan Kalimantan
utara, yaitu tarian yang hanya ditampilkan dikalangan istana. Pada dasarnya
tari jugit ini dibagi menjadi dua yaitu Jugit Paman dan Jugit Demaring ,
kedunya merupakan tari istana yang sakral walaupun sekilas nampaknya memiliki
kesamaan, namun sebenarnya kedua tari itu memiliki perbedaan yang amat kompleks
dari segi alat musik dan syair lagu, warna baju dan kain yang digunakan, gerak
tangan saat memegang kipas dan selendang, serta peruntukannya untuk apa dan
siapa tari itu disuguhkan.
Dimasa lampau saking sakralnya tarian ini, tari Jugit Paman hanya boleh
disuguhkan kepada Sultan dan di tarikan didalam kraton sedangkan tari Jugit
Demaring dapat disaksikan oleh rakyat biasa dan boleh disuguhkan diluar kraton.
35.
Tari Mangunatip ( Tari Lalatip )
Tari Magunatip atau Tari Lalatip merupakan tarian tradisional yang berasal
dari daerah Tarakan dan Malinau Kalimantan Utara. Pada jaman dahulu tarian
magunatip digunakan sebagai latihan ketangkasan kaki dalam melompat dan
menghindari rintangan. Hal ini dilakukan karena adanya perang antar suku. Kemudian
latihan ketangkasan itu kini dijadikan sebuah tarian.
Dalam tarian magunatip atau lalatip yang merupakan tarian tradisional
Kalimantan Utara ini terdapat tiga kelompok pemain yaitu kelompok penjepit kaki
dengan menggunakan batang kayu, kelompok penari sambil menari juga menghindari
jepitan kayu dan kelompok pemain musik dengan alat musik tradisional Kalimantan
Utara berupa gong dan kendang.
E. TARIAN TRADISIONAL KALIMANTAN SELATAN
36.
Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan berkembang di
keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton dengan Gerakanya halus,
diiringi irama gamelan, busana generlapan.Tari ini menggambarlan seorang puteri yang sedang memetik bunga di taman.
Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh
Banjar.Tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut
tamu agung seperti raja atau pangeran. Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah
Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan
hari-hari besar daerah atau nasional.
37.
Tari Japin Kuala
Tari Japin Kuala merupakan tari pergaulan muda – mudi di daerah Banjar,
yang melukiskan rasa eratnya tali silaturrahmi dan persaudaraan. Tarian ini
sangat disukai oleh muda-mudi Tanah Banjar karena disamping untuk
mengekspresikan kegembiraan dalam suatu acara, tak jarang pula Tari Japin
merupakan media untuk mencari jodoh. Walaupun tarian ini adalah tarian
pergaulan namun masih memegang norma - norma agama Islam.
Merupakan
tari yang diambil dari gerak tari zafin yang bernafaskan Islam yang bergaya
daerah Banjar Kuala. Penarinya pria dan wanita berpasangan. Bisa Juga antara
wanita dan wanita.Demikian 37 Tarian tradisional di semua provinsi Kalimantan , semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment