Tuesday, August 29, 2017

24 TARIAN TRADISIONAL KEBANGGAAN PROVINSI BALI BESERTA PENJELASAN DAN GAMBAR



24 TARIAN TRADISIONAL KEBANGGAAN PROVINSI BALI BESERTA PENJELASAN DAN GAMBAR

BALI  merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai kesenian tarian tarian tradisional yang cukup banyak . Berikut ini akan disampaikan berbagai jenis tarian beserta penjelasan disertai gambar.


PROVINSI
NAMA TARIAN TRADISIONAL
BALI

1. Tari Legong Kraton
2. Tari Barong
3. Tari Kecak Ramayana
4. Tari Gabor
5. Tari Genjek
6. Tari Gopala
7. Tari Janger
8. Tari Jauk
9. Tari Kecak
10. Tari Kupu-kupu Tarum
11. Tari Legong Kuntul Peliatan
12. Tari Margapati
13. Tari Panji Semirang
14. Tari Peyembrana
15. Tari Puspanjali
16. Tari Rejang
17. Tari Sangyang
18. Tari Tenun
19. Tari Topeng
20. Tari Trunajaya
21. Tari Tukat Bindu ( Tari Condong )
22. Tari Wali
23. Tari Pendet
24. Tari Baris




24 TARIAN TRADISIONAL  PROVINSI BALI

Untuk memperjelas semua tarian yang ada di provinsi BALI , berikut gambar dan penjelasannya.

1. Tari Legong Kraton 


Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

Tari Legong merupakan tari Bali dengan gerak tari yang terikat oleh gamelan yang mengiringinya yakni Gamelan Semar Pagulingan. Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

2. Tari Barong


Tari Barong merupakan tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan kebatilan. Wujud kebajikan diperankan oleh Barong (penari dengan kostum binatang berkaki empat), sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda (sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya). Ada beberapa jenis Tari Barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk, serta Barong-barongan. Tari Barong memiliki keistimewaan yang terletak pada unsur-unsur komedi dan unsur-unsur mitologis yang membentuk seni pertunjukan.

3. Tari Kecak Ramayana


Tarian Kecak Ramayana diambil dari cerita Ramayana maka ada penari lain yang memerankan Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an dan merupakan tarian yang kebanyakan dimainkan oleh laki-laki. Tari Bali ini menggambarkan barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka sebagai pasukan kera

4. Tari Gabor


Tarian Gabor merupakan tarian wanita yang mirip dengan tari Pendet. Bahkan sebenarnya tari ini hanya merupakan variasi lain dari tari Pendet, namun pembendaharaan geraknya lebih banyak, diambil dari gerak-gerak tari upacara seperti Rejang. Tari Gabor biasanya ditarikan oleh dua orang penari wanita atau lebih. Tari ini diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba) seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian diubah oleh I Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama

5. Tari Genjek


Seni Genjek ini awalnya merupakan salah satu seni karawitan, dimana penampilannya pada setiap kesempatan tidak terlalu banyak menggunakan berbagai jenis instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya. Tari Genjek adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat ini masih berkembang di Karangasem. Ciri yang menonjol dalam seni Genjek ini adalah elemen suara (vocal) yang dikemas dalam bentuk tembang atau gending.
Disamping terdapat beberapa alat musik lain yang dipakai sebagai pengiring, yang paling unik dalam penampilan seni Genjek ini adalah adanya sarana lain yang menyertai, yang berupa minuman khas Bali, yaitu tuak.
Dalam perkembangannya masuknya para wanita yang ikut menyanyi, supaya sahut-menyahut dalam lagu menjadi lebih hidup. Tiba-tiba masuk pula alat tabuh angklung bambu (gerantangan) yang biasa mengiringi tari joged. Maka seni genjek mengalami perjalanan yang demikian cepat, dari seni mabuk menjadi seni koor khas Bali dengan irama yang demikian enerjik. Apalagi unsur mabuknya kemudian berangsur dihilangkan, serta masuknya tarian joged yang membuat tarian ini semakin bervariasi.

6. Tari Gopala


Gopala adalah sebuah istilah dalam bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi. Tarian ini merupakan tari kelompok, dan biasanya ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra.
Tari Gopala merupakan tarian yang bertemakan kerakyatan yang ditarikan sekelompok anak-anak atau remaja Putra, dimana tarian ini digarap oleh I Nyoman Suarsa sebagai penata tari dan I Ketut Gede Asnawa,MA sebagai penata tabuh, diambil dari penggalan cerita pragmentari : “STRI ASADHU” Karya Ibu Ketut Arini,S.St. Tarian ini diciptakan pada tahun 1983.
 Dalam tarian Gopala  ini menceritakan aktivitas yang dilakukan oleh para pengembala di ladang pertanian/sawah. Semua aktivitas tadi dituangkan kedalam bentuk garapan tari misalnya: gerakan binatang sapi, memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah, menuai padi dan gerak lain-lainnya yang berhubungan dengan aktivitas petani. Gerak tersebut di atas di olah menjadi pola garap yang berbau baru dengan nuansa estetika kekinian. Gerakan tari ini menjadi hidup apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semangat.

7. Tari Janger



Tari Janger merupakan tari pergaulan muda mudi Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an. Tarian dengan gerakan yang sederhana namun ceria dan bersemangat ini dibawakan oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu kelompok putri (janger) dan putra (kecak). Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.

8. Tari Jauk


Tari Jauk merupakan dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali dengan tari Baris. Tetapi dalam tari Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya bersifat improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata melotot yang penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk mengenakan sarung tangan yang berkuku panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan dalam bentuk drama tari, yang cocok sekali ditarikan dengan tari Jauk ialah peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk kemungkinan besar sama dengan drama tari topeng yang lahir pada abad ke-XVII.

9. Tari Kecak



Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

10. Tari Kupu-kupu Tarum


Tari Kupu-kupu Tarum melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain. Tarian ini merupakan tarian putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an.




11. Tari Legong Kuntul Peliatan 


Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.

12. Tari Mregapati



Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras yang melukiskan gerak-gerik raja hutan sedang mengintai mangsa, kemudian dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tari Mregapati ini sering juga disebut sebagai Kebyar Dong, karena diambil dari nada pertama gending tarian yang diciptakan tahun 1942 oleh seniman I Nyoman Kaler.





13. Tari Panji Semirang


Tarian Panji Semirang diciptakan oleh seniman bernama I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Panji Semirang dianggap sebuah tari pertunjukan, yang demonstrasikan diluar pura.

Tarian ini menceritakan tentang seorang putri bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar sebagai laki – laki dengan nama Raden Panji. Pengembaraan tersebut dilakukan sang putri setelah dirinya kehilangan sang suami. Biasanya ditarikan oleh penari wanita yang berperan sebagai laki – laki.
Awalnya ditarikan oleh Luh Cawan, salah seorang murid I Nyoman Kaler. Pada tarian ini, Penari membuka matanya lebar-lebar bak seseorang yang sedang sedang marah, dibumbui senyuman namun tetap dengan mata yang galak. Terdapat perubahan mimik di beberapa gerakan.


14. Tari Peyembrana 


Tari yang diciptakan oleh seniman I Nyoman Kaler merupakan tarian penyambutan tamu, yang biasanya tamu istimewa. Tarian ini dipentaskan oleh penari-penari wanita secara berkelompok. Gerak tari ini yang melukiskan keramahan serta penghormatan. Ini dilukiskan pada saat bunga-bunga yang ditaburkan penari melambangkan ungkapan selamat datang kepada para tamu dengan gerakan yang penuh kehangatan, kegembiraan, dan penghormatan. Pada perkembangannya
Pada tanggal 2 Desember 2015 oleh UNESCO  menetapkan tarian ini masuk sebagai warisan budaya dunia di Namibia.

15. Tari Puspanjali


Tarian Puspanjali ditampilkan oleh sekelompok penari wanita berjumlah 5 hingga 7 orang. Tarian ini terinspirasi dari tarian – tarian yang dibawakan pada upacara Rejang yang menggambarkan sekelompok wanita yang senang dengan kedatangan para tamu yang mampir ke daerah mereka.
Tarian ini diciptakan pada tahun 1989 oleh penata tari Bali bernama N.L.N. Swasthi Wijaya dan I Nyoman Windha yang merupakan penata tabuh pengiring.
Puspanjali adalah sebuah tarian adat Bali yang merupakan satu bentuk penyambutan. Puspanjali merupakan gabungan dari arti kata “puspa” dan “anjali” dimana bila disatukan “menghormati bagai bunga”. Maknanya menghormati para tamu bagai sekuntum bunga.


16. Tari Rejang


Tari Rejang adalah merupakan tarian sakral  yang ditarikan secara masal dan oleh gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering dilakukan oleh gadis kecil yang berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh seorang pemangku yang menari paling depan. Di belakang pemangku para penari Rejang berderet-deret menari sambil memegang seutas benang yang dibawa oleh pemangku. Iringan gamelannya menggunakan gamelan Semar Pagulingan.

17. Tari Sangyang


Tari sanghyang juga termasuk dalam jenis tarian sakral , yang berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Ada satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu pemainnya akan mengalami trance pada saat pementasan. Dalam keadaan seperti inilah mereka menari-nari, kadang-kadang di atas bara api dan selanjutnya berkeliling desa untuk mengusir wabah penyakit. Biasanya pertunjukan ini dilakukan pada malam hari sampai tengah malam. Ada beberapa macam Tari Sanghyang yakni Sanghyang Dedari, Sanghyang Dewa, Sanghyang Deling, Sanghyang Dangkluk, Sanghyang Penyalin, Sanghyang Cleng (babi hutan), Sanghyang Memedi, Sanghyang Bungbung, Sanghyang Kidang, Sanghyang Janger, Sanghyang Sengkrong, dan Sanghyang Jaran,


18. Tari Tenun


Tarian ini menggambarkan  aktivitas saat  penenun seperti  sedang memintal benang dan menenun. Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari yaitu, Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun dengan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Tari ini dimulai sejak para penenun mulai memintal benang, mengatur benang pada alat tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian gerak-gerak dalam tari ini masih mengacu pada unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian lagi telah ditambahkan dengan gerak-gerak imitatif.

19. Tari Topeng


Tari Topeng merupakan tarian yang dimainkan oleh penari dengan mengenakan topeng. Tarian ini biasanya dilakukan oleh penari tunggal atau sekelompok penari laki-laki dalam upacara besar. Tari topeng ada dua jenis yakni Tari Topeng Pajegan dan tari Topeng Wali. Tari topeng pajegan merupakan tarian suci yang ditarikan saat ada upacara tertentu. Sedangkan, tari topeng wali merupakan tarian untuk menghibur dan biasanya bercerita tentang kisah-kisah lama Bali kerajaan tradisional.
Di Bali, topeng dianggap sakral, seperti topeng barong ket (singa), barong macan, (harimau), barong bangkal (babi hutan), barong lembu (banteng) dan barong landung (raksasa). Menarikan tari topeng dilakukan untuk memainkan kisah kehidupan nenek moyang, kisah Ramayana atau riwayat sejarah. Tari topeng yang terkenal antara lain Topeng Pajegan. Tari ini dipentaskan pada saat upacara akil balig (metatah), pernikahan, dan perayaan di dalam pura.

20. Tari Trunajaya


Tarian ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin memikat wanita, terlihat dari setiap gerakan tarinya yang tegas dimana antar kaki diberi jarak seperti kuda-kuda. Walau begitu, seiring dengan perkembangan zaman tarian ini tidak hanya dibawa oleh laki-laki. Perempuan pun dapat ikut serta, bahkan oleh 2 orang sekaligus.
Tari Trunajaya berasal dari kata Teruna. Kata itu diambil dari kata pemuda yang ditemukan dari hasil kreasi Pan Wandres dalam perjalanannya dan disempurnakan oleh I Gde Manik.
Dalam melakukan tari , sang penari selalu membelalakan matanya dan dengan tegas menggerak-gerakan tariannya, berkesan menyeramkan namun hal ini untuk menunjukan kejantanan pria. Tarian ini biasanya selalu diiringi musik gamelan Gong Kebyar, dapat dipentaskan dimana saja karena bertujuan untuk hiburan saja.
               

21. Tari Tukat Bindu ( Tari Condong )


Tari Condong pada awalnya  perkembangannya , tarian ini menampilkan dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga yaitu bidadari Supraba dan Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930-an, muncul ide seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup dengan mengisahkan suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang abdi.
Walaupun tarian ini merupakan tarian dasar yang harus dikuasai oleh penari, hingga saat ini tak ada yang tahu siapa pencipta tarian klasik ini.

22. Tari Wali


Tari wali merupakan tarian keagamaan yang dianggap keramat. Jenis tari wali ialah:
Tari Rejang, tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara.Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.    Rejang, tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara.Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.
Tari Pendet, adalah tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen.Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang  Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
Tari Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor. Barong vs Rangda ialah dua eksponen yang saling kontradiktif satu dengan yang lainnya. Barong dilambangkan dengan kebaikan, dan lawannya Rangda ialah manifestasi dari kejahatan. Tari Barong biasanya diperankan oleh dua penari yang memakai topeng mirip harimau sama halnya dengan kebudayaan Barongsai dalam kebudayaan China. Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan dengan dua gigi taring runcing di mulutnya.
Tari Baris, jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari.
Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.

23. Tari Pendet


Tari Pendet bisa disebut sebagai bentuk penyambutan atas turunnya para dewa ke dunia. Sejarah dari tarian Pendet . Tarian yang diciptakan oleh I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950 ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, para seniman tari di pulau Bali mengubah tarian tersebut menjadi sebuah tarian selamat datang pada tahun 1967.


24. Tari Baris


Tari Baris merupakan tarian sakral sebagai pelengkap di suatu upacara keagamaan. Tari Baris merupakan tarian kepahlawanan untuk membuktikan kedewasaan seseorang dalam segi jasmani. Kedewasaan seseorang pria dibuktikan dengan mempertunjukkan kemahiran dalam olah keprajuritan yang biasanya disertai dengan kemahiran dalam memainkan senjata perang.  Ada dua jensi tari Baris yakni Baris Tunggal dan Baris Tombak.

Demikian 24 terian tradisional dari BALI  yang harus tetap dijaga , supaya tetap lestari.
Semoga bermanfaat