16 TARIAN TRADISIONAL KEBANGGAAN PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM ( NAD ) BESERTA PENJELASAN DAN GAMBAR
NANGROE ACEH DARUSSALAM merupakan salah satu
provinsi di Indonesia yang mempunyai kesenian tarian tarian tradisional yang
cukup banyak . Berikut ini akan disampaikan berbagai jenis tarian beserta
penjelasan disertai gambar.
PROVINSI
|
NAMA TARIAN
TRADISIONAL
|
NANGROE
ACEH DARUSSALAM ( NAD )
|
1. Tari Rapai
Geleng
2. Tari Bines
3. Tari Didong
4. Tari Laweut
5. Tari Likok Pulo
6. Tari Meuseukat
7. Tari Pho
8. Tari Ranub
Lampuan
9. Tari Ratoh Duek
10. Tari Saman
11. Tari Seudati
12. Tari Tarek
Pukat
13. Tari Ula-ula
Lembing
14. Tari
Cangklak
15. Tari Meusago
16. Rapai Daboh
|
Untuk memperjelas semua tarian yang ada di
provinsi NANGROE ACEH DARUSSALAM , berikut gambar dan penjelasannya.
1. Tari Rapai Geleng
Tarian Rapai Geleng, dimainkan oleh 11 sampai 12 orang penari dan
setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan
menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala,
dan lain-lain. Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi
menggunakan Rapai. Tarian ini juga sangat dinikmati dan menyenangkan.
Rapai adalah jenis tamborin yang biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah
lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan diiringi dengan
lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan
penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”.
2. Tari Saman
Tarian ini kira-kira dimainkan oleh 9 atau lebih, yang terpenting jumlahnya
harus ganjil. Dalam tarian ini, semua penari bergerak dengan
sangat kompak, gerakan yang dianggap klimaks dari semua gerakan adalah ketika
penari-penari itu mengangkat tangannya ke langit, dan memegang tangan temannya.
Gerakan dalam tari saman
seperti gerak guncang, lingang, surang-saring, dan kirep. Gerakannya mengandung tepuk dada dan tepuk tangan. Dimana sebagian penari menunduk, sebagian lagi
seolah menegadah kebelakang, sebagian lagi mengangkat tangan.
Dalam menyanyikan lagu dan syair pada tari saman
dilakukan secara bersamaan dan berkelanjutan. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam
tari saman dibagi dalam 5 macam :
Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua
penari.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang
dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang
penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan
gerak.
Kostum yang digunakan dalam tari saman adalah
kostum suku Gayo, dan dikendalikan oleh penari tengah. Tari saman tidak
menggunakan alat musik lainnya, mereka memanfaatkan bunyi suara yang dihasilkan
dari tepukan tangan. Tarian ini dikhususkan untuk laki-laki, karena
gerakannya sangat kuat dan menguras tenaga.
Tarian ini masuk ke daftar UNESCO. Dan sejak itulah, tari saman tidak
diperbolehkan ditarikan oleh perempuan, kostum yang digunakan pun tidak
sembarangan dan bahasa yang digunakan pun harus bahasa suku Gayo.
3. Tari bines
Jumlah penari Bines diharuskan berjumlah genap,
entah 10, 12 atau berapapun (tidak ada ketentuan jumlah). Ciri khas dari tarian
ini ditarikan dari gerakan lambat sampai gerakan cepat hingga akhirnya berhenti
serentak. Hampir mirip dengan tarian saman. Disebutnya saja, bagian dari tari
saman. Kostum yang digunakan di tarian ini adalah, baju lukup, kain sarung
seragam, kain pajang, hiasan leher, dan hiasan tangan seperti topong gelang. Lagu yang dilantunkan di tari ini adalah jangin
bines.
Salah satu keunikan tari ini, bila kamu
ingin memberikan uang pada penari, kamu harus menyimpan uangmu di atas kepala
penari. Uang itu dianggap sebagai ganti bunga yang diberikan dari penari
(biasanya ada di akhir acara).
4. Tari Didong
Gerakan tarian Didong, duduk dan bermain dengan kedua tangan. Sampai
mereka menyanyikan sebuah lagu, dan menepakkan tangan dengan ketukan yang
berbeda seperti tari kecak. Tarian ini tidak menggunakan alat musik latar,
karena penarinya akan mengeluarkan nada-nada seperti musik dari mulutnya. Didong adalah kesenian yang menyatukan beberapa
unsur seperti tari, vokal dan sastra.
Kata Didong pun mengandung arti ‘nyanyian sambil
bekerja’, ada pun yang berpendapat didong berasal dari suara musik yang
seolah-olah mengatakan ‘din’ dan ‘dong.
Tarian ini ada kali pertama ketika ada salah seorang seniman yang bernama
Abdul Kadir To’et yang peduli dengan kesenian ini. Saat itu kesenian ini
digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah.
5. Tari Laweut
Tarian Laweut , biasanya ditarikan oleh 8 orang wanita dan 1
penyanyi. Syair-syairnya yang dilantunkan berupa ayat-ayat Islam atau dakwahan.
Gerakan dalam tarian ini, hampir sama dengan tari saman, bedanya mereka
menarikan secara berdiri, tanpa iringan alat musik.
Kata ‘laweut’ berasal dari shalawat atau pujian pada Nabi Muhammad SAW.
Tarian ini berasal dari Kab. Pidie, Aceh. Dulunya tarian ini disebut tari
seudati.
6. Tari Likok Pulo
Tari Likok Pulo dewasa ini sudah menjadi salah satu
tari wajib bagi murid sekolah dalam Kota Banda Aceh sebagai mata pelajaran
kesenian muatan lokal. Karena pada akhir tahun l980an nasib tarian ini hampir
punah dan kembali diperkenalkan pada PKA Pkan Kebudayaan AcehIII tahun l988
hingga sudah berkembang dan populer di kalangan masyarakat. Asal mula tarian
ini berkembang di kawasan Pulo Besar Selatan dalam wilayah gugusan Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar, sekitar 30 mil dari dararatan Kota Banda Aceh. Maka
tarian ini juga dengan sebutan Likok Pulo Aceh. Tarian ini sebagai media
pengembangan dakwah Islam dimasa era kesultanan Aceh diciptakan oleh Ulama
pendatang dari Arab yang menetap di desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang
penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar. Di
desa Ulee Paya dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya
dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada
malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Biasanya tarian ini mulai
dipertunjukan puluk 21.00 WIB sampai menjelang subuh. Gerak tari Likok Pulo
komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang
diselangi gerakan pinggul. Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri
dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang
diiringi dengan musik Rapai dan vokalis nyanyian syair Aceh.
7. Tari Meuseukat
Tarian Meuseukat adalah tarian yang sangat pupuler
di Aceh yang berasal dari Kab. Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan oleh 10 atau
12 penari dan 2 orang penyanyi. Khusus untuk wanita mengambil posisi dengan
cara duduk/berlutut dalam satu barisan dan membuat gerakan tubuh dengan tangan
dan kepala. Nyanyian yang berisi pujian atau doa yang dimulai dengan gerakan
lambat sampai dengan gerakan cepat.
8. Tari Pho
Tarian ini dibawakan oleh perempuan, zaman dulu
tarian ini ditarikan sebagai simbolin bahwa orang tersebut sedang bersedih hati
atau berduka cita. Namun setelah masuknya agama Islam di Aceh, tarian ini
menjadi kesenian rakyat saja. Kata “Pho “ ini berasal dari kata peubae, jika diartikan dalam
bahasa Aceh seperti sebutan penghormatan.
Sejarah singkatnya, ada seorang gadis yatim piatu
yang sangat cantik, ia diasuh oleh kakak Ibunya. Dan pengasuhnya memiliki
seorang anak laki-laki, hingga akhirnya anak laki-laki dan gadis tersebut
saling jatuh cinta. Namun ada pihak yang iri dan sakit hati karena ditolak oleh
gadis tersebut. Akhirnya mereka difitnah telah berzinah, saat itu hukuman orang
berzinah sangat fatal yaitu hukuman mati. Akhirnya mereka dihukum mati.
Akhirnya Ibunya laki-laki tersebut berduka sambil
menari-nari untuk mengekspresikan kesedihannya dan lahirlah tari Pho.
9. Tari Ranub Lampuan
Tari Ranub Lampuan sangat terkenal di Aceh. Tari
ini biasanya dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang
berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti
para acara Preh linto, Tueng Dara Baro. Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang
penari wanita dan diiringi dengan instrumen musik tradisional Seurunee Kalee.
Penari ditangannya memegang Cerana atau Puan yang yang didalamnya berisi sirih
(ranub) yang akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi
tamu-tamunya. Tari Ranub Lampuan gubahan dari Tarian Aceh.
10. Tari Ratoh Duek
Tari Ratoh Doek , dilakukan penari wanita yang
berjumlah 10 ataupun lebih, dengan 2 orang syahie atau penyanyi. Tarian ini
menggambarkan makna yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Kekompakan,
keselarasan, sifat optimis, dan tegas. Hal ini terlihat dari harmoni para
penari yang bertepuk tangan sesuai irama.
Kata ratoh diambil dari bahasa Arab yang artinya
Rateb, dan kata ‘duek’ berasal dari bahasa Aceh sendiri yang artinya duduk.
Tarian ini pun kadang disebut dengan ratoh jaroe.
Gerakan tarian ini hampir sama dengan tari saman, Setelah Tari Saman diakui UNESCO sebagai Budaya
Warisan Manusia, sejak itu pula tari saman tidak diperbolehkan diikuti oleh
wanita.
Bagaimana nasib para penari wanita yang dulunya
menarikan tari saman?
Nah, disni mereka memisahkan diri sebagai tari
Ratoh Duek. Namun, banyak orang yang mengira tarian ini adalah tari saman. Suku
Gayo tidak mau merusak budayanya. Mereka ingin masyarakat Aceh membuat
tariannya sendiri dengan namanya sendiri tanpa mengubah adat sesepuh (tari
saman).
Lahirlah Tari Ratoh Duek yang jumlah penarinya
harus genap, sedangkan tari saman harus ganjil. Ratoh Duek menggunakan tarian
adat tradisional Aceh dan berbahasa Aceh, beda dengan tari saman yang
menggunakan bahasa Gayo. Alat musik ratoh duek pun menggunakan rebana.
11. Tari Seudati
Tarian Seudati cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh
Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang
terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara
bersama. Pada mulanya tarian seudati diketahui sebagai tarian pesisir yang
disebut ratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk
mengawali permainan sabung ayam, atau diperagakan untuk bersuka ria ketika
musim panen tiba pada malam bulan purnama.
Kata seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang
berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa
kata seudati berasal dari kata seurasi yang berarti harmonis atau kompak.
Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Penganjur Islam
memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama
Islam.
12. Tari Tarek Pukat
Sejarahnya Tari Tarek Pukat , terinspirasi dari tradisi nelayan. Wajar saja,
karena masyarakat Aceh saat itu sebagian besar profesinya adalah seorang
nelayan. Saat menangkap ikan, mereka bergotong royong membuat jala dan
menangkap ikan bersama-sama, dan hasilnya pun akan dibagi kepada warga sekitar.
Makna dalam tarian ini singkatnya adalah kerja sama
dan kebersamaan. Musiknya pun menggunakan alat musik tradisional.
Tarian ini biasanya terdiri dari sekitar 7 orang
penari wanita. Dengan kostum busana tradisional khas Aceh, mereka membawa
seuntai jala dipinggangnya, hingga akhirnya, dengan gerakan ke kanan dan
kekiri, masing-masing tali akan dikaitkan pada teman sebelahnya, lalu dilepas,
dan dililitkan lagi, hingga pada endingnya tali itu akan berbentuk jala.
Walau gerakannya seperti itu-itu saja, ada nilai
seni yang terkandung didalamnya. Saat ini, tarian ini biasa diadakan di acara
resmi, acara penyambutan dan perayaan tertentu.
13. Tari Ula-ula Lembing
Tarian Ula-ula
Lembing adalah tarian yang bernuansa bahagia. Dulu, digunakan untuk ritual adat
dan acara pernikahan. Background latar tarian ini, seperti mendengarkan lagu seputar Arab.
Cara mengenakan kerudung penarinya beraneka ragam, ada yang menggerai seperti jilbab, ada juga yang seperti ciput.
14. Tari Cangklak
Tari Cangklak dilakukan oleh perempuan-perempuan yang menari sehingga terlihat cantik, gemulai, energik dan sedikit genit dengan berbagai
aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuh anggunnya, serta
pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan indetik dengan perempuan seperti
payung, kipas, sapu tangan, perpaduan gerak dan tarian yang laku di aceh dengan
tarian khas melayu dari daerah timur aceh.
15. Tari Meusago
Tari Meusago sebagai syimbol gotong royong dan persaudaraan merupakan wujud
dari persatuan, satu kipas barang bermakna tapi menakala bersamaan dipaparkan menjadi satu manfaat bagi kehidupan.
Meusago disini diartikan bersudut, bersegi dan
berujung begitu lengkapnya persoalan yang di hadapi dan ibadah manusia dengan
manusia, dengan bermacam kehidupan yang dihadapi dan ibadah atau hubungan
dengan Tuhan.
16. Rapai Daboh
Rapai Daboh merupakan sejenis tarian berupa permainan ketangkasan atau kekebalan. Tokoh Permainan Rapai Daboh terdiri dari seorang syekh
yang bergelar “Khalifah”, beberapa orang penabuh rebana (rapai), dan beberapa
pemain rencong atau senjata tajam lainnya, dimana saat mereka sedang menabuh
rebana memukul rapainya sambil bernyanyi dengan lagu-lagu tertentu terus
menikam-nikam anggota badan dengan sehebat-hebatnya, kadang-kadang rencongnya
menjadi bengkok, yang semuanya berada dibawah pimpinan/pengawasan khalifah. Apa
sebab tubuh mereka tidak dimakan senjata, hal ini menurut mereka oleh karena
suatu keyakinan bahwa yang berkuasa hanya Khalik (Tuhan) sedangkan makhluk
sama-sama tidak berkuasa; jadi besi makhluk dan manusia pun makhluk. Pada waktu
para penabuh rapai sedang memukul rebana sehebat-hebatnya, maka para pemain
rencong memusatkan seluruh pikirannya pada keyakinan diatas, sedikit pun tidak
boleh bergoyang, dan kalau goyang pastilah senjata akan makan tubuh mereka.
Demikian 16 terian tradisional dari NANGROE
ACEH DARUSSALAM yang harus tetap dijaga , supaya tetap lestari.
Semoga bermanfaat
Bet365 Casino & Promos 2021 - JTM Hub
ReplyDeleteFull list retro jordans store of Bet365 Casino & Promos jordan 12 retro Shipping Online · Up to £100 바카라 사이트 in Bet Credits for new customers at bet365. 출장샵 Min deposit £5. Bet jordan 17 retro on sale Credits available for use upon settlement of bets to value of