14 TARIAN TRADISIONAL KEBANGGAAN PROVINSI SUMATERA UTARA BESERTA
PENJELASAN DAN GAMBAR
SUMATERA UTARA merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang mempunyai kesenian tarian tarian tradisional yang cukup banyak .
Berikut ini akan disampaikan berbagai jenis tarian beserta penjelasan disertai
gambar.
PROVINSI
|
NAMA
TARIAN TRADISIONAL
|
Sumatera Utara
|
1. Tari
Balanse Madam
2. Tari
Guro-goro Aron ( Tari Terang Bulan )
3. Tari Baluse
4. Tari
Endeng-endeng
5. Tari Maena
6. Tari Moyo (
Tari Elang )
7. Tari Piso
Surit
8. Tari Tak-tak
Garo-garo
9. Tari
Toping-toping ( Huda-huda )
10. Tari Tor-tor
Tujuh Cawan
11. Tari Tor-Tor
Sigale-gale
12. tari Tor-tor
Tongkat Panaluan
13. Tari
Manduda
14. Tari Souan
|
14 TARIAN TRADISIONAL SUMATERA UTARA
Untuk memperjelas semua tarian yang ada di
provinsi SUMATERA UTARA, berikut gambar dan penjelasannya.
1. Tari Balanse Madam
Tari Balanse Madam sebuah
tari tradisional yang terdapat di Seberang Palinggam Kota Padang, yang menjadi
milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias Kota Padang. Tari Balanse Madam
merupakan sebuah kesenian tari yang berupa peninggalan budaya lama yang telah
ditransmisikan secara turun temurun dalam masyarakat suku Nias di Seberang
Palinggam.
Awal lahirnya Tari Balanse Madam adalah akibat
seringnya terjadi kontak (hubungan) sosial antara bangsa Portugis sebagai
majikan dengan orang Nias sebagai bawahan atau pekerja. Setiap pesta yang
dilakukan oleh bangsa Portugis baik di kapal ataupun di daratan selalu
diperkenalkan tarian yang berbentuk tari pergaulan seperti dansa kepada
orang-orang Nias.
2. Tari Guro-goro Aron (
Tari Terang Bulan )
Guro-guro Aron adalah arena muda-mudi Karo untuk
saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat.
Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat
untuk membudayakan seni tari Karo agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi
dalam rangka pelestariannya.
Acara ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas
Karo yakni: Sarune, gendang (singindungi dan singanaki), juga dari penganak.
3. Tari Baluse
Tari baluse
merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari Nias
Selatan. Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu
atau wisatawan.
4. Tari Endeng-endeng
Yang menjadi daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya
yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan. Biasanya lagu yang
dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu
empat jam.
Endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai
vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang
penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil).
Endeng-endeng dapat
dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya
dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau
malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan
ekspresi gembira masyarakat sehari- hari.
5. Tari Maena
Tarian Maena terlihat simpel dan sederhana, tetapi mengandung makna
kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan, yang tak kalah menariknya dengan
tarian-tarian yang ada di Nusantara. Tari maena tidak memerlukan keahlian
khusus
Tari baluse
merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari Nias
Selatan. Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu
atau wisatawan
Kendala atau
kesulitan satu-satunya adalah terletak pada rangkaian pantun-pantun maena
(fanutunõ maena), supaya bisa sesuai dengan event dimana maena itu dilakukan.
Pantun maena biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut
sebagai sanutunõ maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh
orang banyak yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehe maena/ono
maena. Syair maena bersifat tetap dan terus diulang-ulang/disuarakan oleh
peserta maena setelah selesai dilantunkannya pantun-pantun maena, sampai
berakhirnya sebuah tarian maena. Pantun maena dibawakan oleh orang yang fasih
bertuntun bahasa Nias (amaedola/duma-duma),
6. Tari Moyo ( Tari Elang )
Tari moyo atau tarian elang juga merupakan tarian yang biasa digunakan
untuk penyambutan tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya
dibawakan oleh gadis-gadis Nias yang melakukan gerakan layaknya burung elang
7. Tari Piso Surit
Piso Surit adalah
tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan
kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan
seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa
Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit
merupakan nama sejenis pisau khas orang karo.
Sebenarnya Piso
Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala"
bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso
serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional
dari Karo Djaga Depari dari Desat Desa dan penyelenggaraan pesta adat di Desa
Seberaya diberi nama Jambur Piso Serit.
8. Tari Tak-tak Garo-garo
Tarian Tak-tak
Garo-garo menggambarkan
kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari makan dan bersendau gurau
dengan kawan-kawanya. Tari ini berasal dari Phakpak, Dairi, Sumatera Utara.
9. Tari Toping-toping (
Huda-huda )
Tari
Toping-toping berasal dari daerah Simalungun, menggambarkan
kehidupan petani yang sedang turun kesawah dengan suasana gembira, mulai
menanam padi hingga sampai kepada suasana menuai padi. Gerak memotong padi,
mengirik dan menampis padi tergambar melaui motif-motif gerakannya yang lemah
gemulai dan lincah.
Toping-toping adalah jenis tarian tradisional dari
suku Batak Simalungun yang dilaksanakan pada acara duka cita di kalangan
keluarga Kerajaan. Toping-toping atau huda-huda ini terdiri dari 2 (dua)
bagian, bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat dari kain dan memiliki paruh
burung enggang yang menyerupai kepala burung enggang yang konon menurut cerita
orang tua bahwa burung enggang inilah yang akan membawa roh yang telah
meninggal untuk menghadap yang kuasa, bagian kedua adalah manusia memakai
topeng yang disebut topeng dalahi dan topeng ini dipakai oleh kaum laki-laki
dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki dan kemudia topeng daboru dan
yang memakai topeng ini adalah perempuan karena topeng ini menyerupai wajah
perempuan (daboru).
Pada Zaman dahulu penampilan
huda-huda atau toping-toping dan tangis-tangis hanya dilaksanakan dikalangan
keluarga kerajaan saja
10. Tari Tor-tor Tujuh Cawan
Tarian tujuh cawan mengandung arti pada setiap
cawannya. Untuk cawan pertama mengandung makna kebijakan, cawan kedua kesucian, cawan ketiga kekuatan, cawan ke empat tatanan hidup, cawan kelima hukum, cawan keenam adat dan budaya, cawan ketujuh penyucian atau pengobatan. Kegunaan lain dari
tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang yang hadir disitu,
tentunya bagi yang percaya. Biasanya manusia punya kegagalan karna ada penghalang
bawaan dari lahir, karma, guna-guna, atau akibat perbuatan sendiri.
Dari segi budaya, tarian ini merupakan tarian
spiritual tertinggi di Danau Toba. Sekarang tarian ini juga digunakan untuk
pelantikan menteri, walikota, bupati dll. Dari dulu tarian ini sudah menjadi
kebanggan di kalangan orang Batak. Tarian ini juga dulunya digelar di opera
Batak.
Gerakannya se-irama dengan iringan musik
(Margondang) yangdimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti
gondang,suling, terompet batak, dan lain-lain.
Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali
kalau memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap
sebagai tarian paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh
cawan yang diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di
kepala.
11. Tari Tor-Tor Sigale-gale
Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari
daerah Tapanuli Utara. Si Gale-gale adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi
sebagai pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja
maka dibuatlah patung kayu yang di beri nama sigale-gale dan di gerakkan oleh
manusia.
12. tari Tor-tor Tongkat
Panaluan
Tari tongkat Panaluan adalah sebuah tongkat yang
bersifat magis dan terbuat dari kayu yang telah diukir dengan gambar kepala
manusia dan binatang, panjang tongkat tersebut diperkirakan lebih kurang 2 (dua
) meter sedangkan tebalnya / besarnya kira – kira 5-6 cm.
Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para
datu dalam upacara ritus, dan tongkat ini dipakai para datu (dukun) dengan
tarian tortor yang diiringi gondang (gendang) sabangunan.
13. Tari Manduda
Tarian Manduda berasal dari daerah Simalungun, yang menggambarkan kehidupan petani yang sedang turun
kesawah dengan suasana gembira, mulai menanam padi hingga sampai kepada suasana
menuai padi. Gerak memotong padi, mengirik dan menampis padi tergambar melaui
motif-motif gerakannya yang lemah gemulai dan lincah.
14. Tari Souan
Tarian Souan merupakan sejenis tari ritual, Tari ini berasal dari daerah Tapanuli Utara. Pada awal mula adanya tarian ini dibawakan oleh dukun sambil membawa cawan berisi sesajen yang Sebagai
media penyembuhan penyakit bagi masyarakat Tapanuli Utara.
Demikian 14 terian tradisional dari SUMATERA UTARA yang harus
tetap dijaga , supaya tetap lestari.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment