24 TARIAN TRADISIONAL KEBANGGAAN PROVINSI BALI BESERTA PENJELASAN
DAN GAMBAR
BALI merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai kesenian tarian tarian
tradisional yang cukup banyak . Berikut ini akan disampaikan berbagai jenis
tarian beserta penjelasan disertai gambar.
PROVINSI
|
NAMA TARIAN TRADISIONAL
|
BALI
|
1. Tari Legong Kraton
2. Tari Barong
3. Tari Kecak Ramayana
4. Tari Gabor
5. Tari Genjek
6. Tari Gopala
7. Tari Janger
8. Tari Jauk
9. Tari Kecak
10. Tari Kupu-kupu Tarum
11. Tari Legong Kuntul Peliatan
12. Tari Margapati
13. Tari Panji Semirang
14. Tari Peyembrana
15. Tari Puspanjali
16. Tari Rejang
17. Tari Sangyang
18. Tari Tenun
19. Tari Topeng
20. Tari Trunajaya
21. Tari Tukat Bindu ( Tari Condong )
22. Tari Wali
23. Tari Pendet
24. Tari Baris
|
24 TARIAN TRADISIONAL PROVINSI BALI
Untuk memperjelas semua tarian yang ada di
provinsi BALI , berikut gambar dan penjelasannya.
1. Tari Legong Kraton
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada
abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari
Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari
dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran
pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
Tari Legong merupakan tari Bali dengan gerak tari yang terikat oleh gamelan
yang mengiringinya yakni Gamelan Semar Pagulingan. Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku
adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar
bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu
dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat
seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson,
pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan
popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian
utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an,
dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada
abad ke-19 paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari
Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari
dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran
pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan
gamelan lengkap.
2. Tari Barong
Tari Barong merupakan tarian yang menggambarkan
pertarungan antara kebajikan dan kebatilan. Wujud kebajikan diperankan oleh
Barong (penari dengan kostum binatang berkaki empat), sementara wujud kebatilan
dimainkan oleh Rangda (sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di
mulutnya). Ada beberapa jenis Tari Barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal
(babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk, serta
Barong-barongan. Tari Barong memiliki keistimewaan yang terletak pada unsur-unsur
komedi dan unsur-unsur mitologis yang membentuk seni pertunjukan.
3. Tari Kecak Ramayana
Tarian Kecak Ramayana diambil dari cerita Ramayana maka ada penari lain
yang memerankan Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an dan
merupakan tarian yang kebanyakan dimainkan oleh laki-laki. Tari Bali ini
menggambarkan barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang
duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur
melingkari pinggang mereka sebagai pasukan kera
4. Tari Gabor
Tarian Gabor merupakan tarian wanita yang
mirip dengan tari Pendet. Bahkan sebenarnya tari ini hanya merupakan variasi
lain dari tari Pendet, namun pembendaharaan geraknya lebih banyak, diambil dari
gerak-gerak tari upacara seperti Rejang. Tari Gabor biasanya ditarikan oleh dua
orang penari wanita atau lebih. Tari ini diciptakan oleh I Gusti Raka (dari
Saba) seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian
diubah oleh I Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972
I Wayan Beratha menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama
5. Tari Genjek
Seni Genjek ini awalnya merupakan salah satu seni karawitan, dimana
penampilannya pada setiap kesempatan tidak terlalu banyak menggunakan berbagai
jenis instrumen seperti yang terdapat pada seni kerawitan lainnya. Tari Genjek adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang sampai saat
ini masih berkembang di Karangasem. Ciri yang menonjol dalam seni Genjek ini adalah
elemen suara (vocal) yang dikemas dalam bentuk tembang atau gending.
Disamping terdapat beberapa alat musik lain yang dipakai sebagai pengiring,
yang paling unik dalam penampilan seni Genjek ini adalah adanya sarana lain
yang menyertai, yang berupa minuman khas Bali, yaitu tuak.
Dalam perkembangannya masuknya para wanita yang ikut menyanyi, supaya
sahut-menyahut dalam lagu menjadi lebih hidup. Tiba-tiba masuk pula alat tabuh
angklung bambu (gerantangan) yang biasa mengiringi tari joged. Maka seni genjek
mengalami perjalanan yang demikian cepat, dari seni mabuk menjadi seni koor
khas Bali dengan irama yang demikian enerjik. Apalagi unsur mabuknya kemudian
berangsur dihilangkan, serta masuknya tarian joged yang membuat tarian ini
semakin bervariasi.
6. Tari Gopala
Gopala adalah sebuah istilah dalam bahasa Kawi yang berarti penggembala
sapi. Tarian ini merupakan tari kelompok, dan biasanya ditarikan oleh 4 sampai
8 orang penari putra.
Tari Gopala merupakan tarian yang bertemakan kerakyatan yang ditarikan sekelompok
anak-anak atau remaja Putra, dimana tarian ini digarap oleh I Nyoman Suarsa
sebagai penata tari dan I Ketut Gede Asnawa,MA sebagai penata tabuh, diambil
dari penggalan cerita pragmentari : “STRI ASADHU” Karya Ibu Ketut Arini,S.St.
Tarian ini diciptakan pada tahun 1983.
Dalam tarian
Gopala ini menceritakan aktivitas yang
dilakukan oleh para pengembala di ladang pertanian/sawah. Semua aktivitas tadi
dituangkan kedalam bentuk garapan tari misalnya: gerakan binatang sapi,
memotong rumput, menghalau burung, membajak sawah, menuai padi dan gerak
lain-lainnya yang berhubungan dengan aktivitas petani. Gerak tersebut di atas
di olah menjadi pola garap yang berbau baru dengan nuansa estetika kekinian.
Gerakan tari ini menjadi hidup apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
semangat.
7. Tari Janger
Tari Janger merupakan tari pergaulan muda mudi Bali
yang diciptakan pada tahun 1930-an. Tarian dengan gerakan yang sederhana namun
ceria dan bersemangat ini dibawakan oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu kelompok
putri (janger) dan putra (kecak). Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger
secara bersahut-sahutan.
8. Tari Jauk
Tari Jauk merupakan dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali dengan tari Baris. Tetapi dalam tari
Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya bersifat
improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata
melotot yang penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk
mengenakan sarung tangan yang berkuku panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan
dalam bentuk drama tari, yang cocok sekali ditarikan dengan tari Jauk ialah
peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk kemungkinan besar sama dengan drama
tari topeng yang lahir pada abad ke-XVII.
9. Tari Kecak
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah
Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak
berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada
pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para
leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian
sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan
yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama
dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi
Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini
saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
10. Tari Kupu-kupu Tarum
Tari Kupu-kupu Tarum melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok
kupu-kupu yang dengan riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain.
Tarian ini merupakan tarian putri masal yang diciptakan oleh I Wayan Beratha
pada tahun 1960-an.
11. Tari Legong Kuntul Peliatan
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku
adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar
bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu
dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat
seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson,
pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan
popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian
utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an,
dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
12. Tari Mregapati
Tari Mregapati merupakan karakter babancihan keras
yang melukiskan gerak-gerik raja hutan sedang mengintai mangsa, kemudian
dikiaskan dalam kegagah-perkasaan seorang raja. Tari Mregapati ini sering juga
disebut sebagai Kebyar Dong, karena diambil dari nada pertama gending tarian
yang diciptakan tahun 1942 oleh seniman I Nyoman Kaler.
13. Tari Panji Semirang
Tarian Panji Semirang diciptakan oleh seniman
bernama I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Panji Semirang dianggap sebuah
tari pertunjukan, yang demonstrasikan diluar pura.
Tarian ini menceritakan tentang seorang putri
bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar sebagai laki –
laki dengan nama Raden Panji. Pengembaraan tersebut dilakukan sang putri
setelah dirinya kehilangan sang suami. Biasanya ditarikan oleh penari wanita
yang berperan sebagai laki – laki.
Awalnya ditarikan oleh Luh Cawan, salah seorang
murid I Nyoman Kaler. Pada tarian ini, Penari membuka matanya lebar-lebar bak seseorang yang sedang sedang marah,
dibumbui senyuman namun tetap dengan mata yang galak. Terdapat perubahan mimik
di beberapa gerakan.
14. Tari Peyembrana
Tari yang diciptakan oleh seniman I Nyoman Kaler
merupakan tarian penyambutan tamu, yang biasanya tamu istimewa. Tarian ini
dipentaskan oleh penari-penari wanita secara berkelompok. Gerak tari ini yang
melukiskan keramahan serta penghormatan. Ini dilukiskan pada saat bunga-bunga
yang ditaburkan penari melambangkan ungkapan selamat datang kepada para tamu
dengan gerakan yang penuh kehangatan, kegembiraan, dan penghormatan. Pada perkembangannya
Pada tanggal 2 Desember 2015 oleh UNESCO menetapkan tarian ini masuk sebagai warisan budaya dunia
di Namibia.
15. Tari Puspanjali
Tarian Puspanjali ditampilkan oleh
sekelompok penari wanita berjumlah 5 hingga 7 orang. Tarian ini terinspirasi
dari tarian – tarian yang dibawakan pada upacara Rejang yang menggambarkan
sekelompok wanita yang senang dengan kedatangan para tamu yang mampir ke daerah
mereka.
Tarian ini diciptakan pada tahun 1989 oleh penata
tari Bali bernama N.L.N. Swasthi Wijaya dan I Nyoman Windha yang merupakan
penata tabuh pengiring.
Puspanjali adalah sebuah tarian adat Bali yang
merupakan satu bentuk penyambutan. Puspanjali merupakan gabungan dari arti kata
“puspa” dan “anjali” dimana bila disatukan “menghormati bagai bunga”. Maknanya
menghormati para tamu bagai sekuntum bunga.
16. Tari Rejang
Tari Rejang adalah merupakan tarian sakral yang
ditarikan secara masal dan oleh gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering
dilakukan oleh gadis kecil yang berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh
seorang pemangku yang menari paling depan. Di belakang pemangku para penari
Rejang berderet-deret menari sambil memegang seutas benang yang dibawa oleh
pemangku. Iringan gamelannya menggunakan gamelan Semar Pagulingan.
17. Tari Sangyang
Tari sanghyang juga termasuk dalam jenis tarian sakral , yang berfungsi sebagai
pelengkap upacara untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa
atau daerah. Ada satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu
pemainnya akan mengalami trance pada saat pementasan. Dalam keadaan seperti
inilah mereka menari-nari, kadang-kadang di atas bara api dan selanjutnya
berkeliling desa untuk mengusir wabah penyakit. Biasanya pertunjukan ini
dilakukan pada malam hari sampai tengah malam. Ada beberapa macam Tari
Sanghyang yakni Sanghyang Dedari, Sanghyang Dewa, Sanghyang Deling, Sanghyang
Dangkluk, Sanghyang Penyalin, Sanghyang Cleng (babi hutan), Sanghyang Memedi,
Sanghyang Bungbung, Sanghyang Kidang, Sanghyang Janger, Sanghyang Sengkrong,
dan Sanghyang Jaran,
18. Tari Tenun
Tarian ini
menggambarkan aktivitas saat penenun seperti sedang memintal benang dan menenun. Tari
Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari
yaitu, Nyoman Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam
tari Tenun ini menggambarkan tentang penenun-penenun wanita dari desa yang
sedang membuat kain tenun dengan alat-alat yang sangat sederhana sekali. Tari
ini dimulai sejak para penenun mulai memintal benang, mengatur benang pada alat
tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian gerak-gerak dalam tari ini masih
mengacu pada unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian lagi telah ditambahkan
dengan gerak-gerak imitatif.
19. Tari Topeng
Tari Topeng merupakan tarian yang dimainkan oleh
penari dengan mengenakan topeng. Tarian ini biasanya dilakukan oleh penari
tunggal atau sekelompok penari laki-laki dalam upacara besar. Tari topeng ada
dua jenis yakni Tari Topeng Pajegan dan tari Topeng Wali. Tari topeng pajegan
merupakan tarian suci yang ditarikan saat ada upacara tertentu. Sedangkan, tari
topeng wali merupakan tarian untuk menghibur dan biasanya bercerita tentang
kisah-kisah lama Bali kerajaan tradisional.
Di Bali, topeng dianggap sakral, seperti topeng
barong ket (singa), barong macan, (harimau), barong bangkal (babi hutan),
barong lembu (banteng) dan barong landung (raksasa). Menarikan tari topeng dilakukan
untuk memainkan kisah kehidupan nenek moyang, kisah Ramayana atau riwayat
sejarah. Tari topeng yang terkenal antara lain Topeng Pajegan. Tari ini
dipentaskan pada saat upacara akil balig (metatah), pernikahan, dan perayaan di
dalam pura.
20. Tari Trunajaya
Tarian ini menceritakan tentang seorang laki-laki
yang ingin memikat wanita, terlihat dari setiap gerakan tarinya yang tegas
dimana antar kaki diberi jarak seperti kuda-kuda. Walau begitu, seiring dengan
perkembangan zaman tarian ini tidak hanya dibawa oleh laki-laki. Perempuan pun
dapat ikut serta, bahkan oleh 2 orang sekaligus.
Tari Trunajaya berasal dari kata Teruna. Kata itu
diambil dari kata pemuda yang ditemukan dari hasil kreasi Pan Wandres dalam
perjalanannya dan disempurnakan oleh I Gde Manik.
Dalam melakukan tari , sang penari selalu membelalakan matanya dan
dengan tegas menggerak-gerakan tariannya, berkesan menyeramkan namun hal ini
untuk menunjukan kejantanan pria. Tarian ini biasanya selalu diiringi musik
gamelan Gong Kebyar, dapat dipentaskan dimana saja karena bertujuan untuk
hiburan saja.
21. Tari Tukat Bindu ( Tari Condong )
Tari Condong pada awalnya perkembangannya , tarian ini menampilkan
dua penari yang menyimbolkan dua bidadari dari sorga yaitu bidadari Supraba dan
Wilotama. Namun, dalam perkembangannya sekitar tahun 1930-an, muncul ide
seniman untuk melengkapinya tarian ini. Tarian ini menjadi lebih hidup dengan mengisahkan
suasana kerajaan yakni menampilkan tingkah polah sang raja dan sang abdi.
Walaupun tarian ini merupakan tarian dasar yang
harus dikuasai oleh penari, hingga saat ini tak ada yang tahu siapa pencipta
tarian klasik ini.
22. Tari Wali
Tari wali merupakan tarian keagamaan yang dianggap
keramat. Jenis tari wali ialah:
Tari Rejang, tarian yang ditampilkan
oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya
upacara.Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai. Rejang, tarian yang ditampilkan oleh wanita
secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara.Tari rejang
memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.
Tari Pendet, adalah tarian pembuka
upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa
perlengkapan sesajen.Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari
Rejang Kini, Pendet telah ditarikan
untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
Tari Barong adalah seni tari yang
menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan. Tokoh utama adalah
barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala
dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor. Barong vs Rangda
ialah dua eksponen yang saling kontradiktif satu dengan yang lainnya. Barong
dilambangkan dengan kebaikan, dan lawannya Rangda ialah manifestasi dari
kejahatan. Tari Barong biasanya diperankan oleh dua penari yang memakai topeng
mirip harimau sama halnya dengan kebudayaan Barongsai dalam kebudayaan China.
Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan dengan dua gigi taring
runcing di mulutnya.
Tari Baris, jenis tarian pria,
ditarikan dengan gerakan yang maskulin. Berasal dari kata bebaris yang bermakna
prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari.
Tari Sanghyang Dedari adalah tari yang
memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan
menolak bala.
23. Tari Pendet
Tari Pendet bisa disebut sebagai bentuk penyambutan
atas turunnya para dewa ke dunia. Sejarah dari tarian Pendet . Tarian yang diciptakan oleh I Wayan Rindi dan Ni
Ketut Reneng pada tahun 1950 ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata
ke alam dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, para seniman tari di pulau
Bali mengubah tarian tersebut menjadi sebuah tarian selamat datang pada tahun 1967.
24. Tari Baris
Tari Baris merupakan tarian sakral sebagai
pelengkap di suatu upacara keagamaan. Tari Baris merupakan tarian kepahlawanan
untuk membuktikan kedewasaan seseorang dalam segi jasmani. Kedewasaan seseorang
pria dibuktikan dengan mempertunjukkan kemahiran dalam olah keprajuritan yang
biasanya disertai dengan kemahiran dalam memainkan senjata perang. Ada dua jensi tari Baris yakni Baris Tunggal
dan Baris Tombak.
Demikian 24 terian tradisional dari BALI yang harus tetap dijaga , supaya tetap
lestari.
Semoga bermanfaat